XPRESI-Singapura : Ada-ada saja ide orang untuk mendapatkan keuntungan. Berbagai peluang bisnis baru pun tiba-tiba bermunculan menjelang Hari Raya Imlek. Salah satunya jasa pacar bayaran yang tengah booming di kalangan milenial Singapura.
Dilansir dari NextShark, jasa pacar bayaran ini digadang-gadang bisa jadi solusi terbaik, bagi mereka yang jengah mendapat pertanyaan seputar pernikahan.
Mimpi buruk tentang ‘pernikahan’ ini ternyata juga dialami para anak muda berdarah Tionghoa. Mereka kerap dihujani pertanyaan ‘kapan nikah’ oleh keluarga besar saat berkumpul bersama di malam Imlek.
Pasalnya, Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan terbesar bagi masyarakat Tionghoa. Sama seperti momen Lebaran bagi umat Islam.
Nah, para pelaku bisnis ini pun memanfaatkan kesempatan tersebut, dan mematok harga Rp800 ribu-Rp1 juta. Tarif ini berlaku untuk kategori wanita maupun pria.
Sebelum viral di media sosial, banyak orang yang menyangka bisnis ini hanya sekadar lelucon belaka. Pasalnya, beberapa netizen seperti seorang pengguna Facebook bernama Bryant Luo, turut menawarkan jasa pacar bayaran ini dengan persyaratan yang sedikit nyeleneh.
Dalam unggahannya, Luo mengatakan tarif yang harus dibayarkan sang klien untuk menyewa jasanya berkisar antara Rp900 ribu per jam
Kemudian, bila klien itu meminta Luo berpenampilan sempurna seperti calon suami yang baik, maka mereka harus membayar biaya tambahan senilai Rp200 ribu.
“Kalau dia meminta saya berpelukan atau berpegangan di depan kedua orangtuanya, ada biaya tambahan lagi,” tulisnya.
Selain Luo, seorang wanita cantik bernama Carrine Low pun turut mencoba peruntungannya di bisnis ini. Dia bahkan menerapkan promo menarik bila kliennya berasal dari kalangan pelajar.
Carrine juga menuliskan beberapa kelebihan yang dia miliki untuk menarik perhatian para klien. Salah satunya adalah kemampuan berakting. Menurutnya hal itu sangat penting, sehingga sang klien tidak perlu khawatir penyamarannya akan terbongkar.
Laporan media lokal, bisnis pacar bayaran ternyata memang tengah marak di Singapura. Buktinya, konten-konten seperti ini sudah ramai berseliweran di media sosial maupun marketplace.