4 Desember 2024
21 MTQ N Sumut

XPRESI | PADANG – Perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXVIII yang digelar di Padang, Sumatera Barat (Sumbar) resmi ditutup secara virtual oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin, Jumat (20/11) malam. Dalam event yang digelar sejak tanggal 12 hingga 21 November, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diumumkan meraih peringkat enam.

Hal tersebut berdasarkan keputusan Dewan Hakim Nomor 03/Kep.DH./MTQN-XXVIII/2020 tentang Penetapan Juara Umum dan Peringkat 10 Besar MTQ Nasional XXVIII Tahun 2020 di Kota Padang, Sumbar.

Ketua Dewan Hakim MTQ, Prof Roem Rawie didampingi Sekretaris Dewan Hakim Ali Zamawawi mengumumkan Provinsi Sumbar menjadi juara umum dalam upacara penutupan di Halaman Masjid Raya Sumbar, Jumat (20/11) malam.

Sedangkan DKI Jakarta yang sebelumnya pada MTQN XXVII di Sumut tahun 2018 menjadi juara umum, kini hanya dapat bertengger sebagai runner-up. Peringkat ketiga diraih Jawa Timur, keempat Jawa Barat, kelima Kepulauan Riau, keenam Sumut, ketujuh Banten, kedelapan Riau, kesembilan Nusa Tenggara Barat, dan kesepuluh Kalimantan Barat.

“Keputusan ini tidak bisa diganggu gugat. Ditetapkan di Kota Padang, 20 November 2020,” ujarnya.

Hadir dalam acara penutupan tersebut Wakil Menteri Agama (Wamenag), Anggota DPR RI, DPD RI, Gubernur se-Indonesia, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, Pimpinan DPRD Sumbar, Bupati/Walikota se-Indonesia, unsur OPD di Lingkungan Pemprov Sumbar, serta para kafilah dari masing-masing provinsi.

Dalam upacara penutupan tersebut, Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin secara virtual mengatakan, MTQ Nasional tahun ini mengangkat tema ‘Dengan MTQ Nasional Kita Wujudkan SDM yang Unggul, Profesional dan Qur’ani Menuju Indonesia Maju’. Tema ini sejalan dengan agenda pemerintah saat ini yang lebih memfokuskan pada pengembangan SDM secara nasional.

“Pelaksanaan MTQ mempunyai nilai strategis dalam rangka pembangunan SDM unggul karena mengajak umat Islam untuk lebih dekat dengan Alquran,” kata Ma’ruf Amin.

Dikatakannya, MTQ erat kaitannya dengan seni baca Alquran yaitu membaca Alquran sesuai dengan lantunan tertentu yang menonjolkan sisi keindahan kalimat dalam ayat Alquran. Hal itu merupakan bagian terkuat kemukjizatan.
“Ayat Alquran yang dibaca dengan lantunan yang pas dapat menggetarkan hati manusia dan tidak sedikit yang menyatakan masuk Islam. Diantara bukti sejarah yang menunjukkan hal itu adalah proses masuk Islamnya Sayyidina Umar,” katanya.

Padahal lanjutnya, Sayyidina Umar awalnya sangat menentang keras dakwah Rasul. Tapi setelah mendengar secara langsung untaian ayat Alquran yang dilantunkan keluarganya yang terlebih dahulu masuk Islam, hatinya bergetar hebat dan masuk Islam.

“MTQ juga mempunyai nilai strategis dalam mendorong umat Islam untuk lebih memahami kitab suci Alquran. Di antaranya, diturunkannya Alquran untuk dijadikan pedoman umat manusia terutama bagi orang yang bertaqwa dan menjadi pencerah bagi umat manusia untuk keluar dari kegelapan,” ujarnya.

Sebelumnya, Wamenag Zainut Tauhid mengatakan tujuan MTQ digelar bukan hanya meraih juara atau memperebutkan juara, namun juga menyiarkan Islam.
“MTQ bukan hanya perlombaan atau kompetisi, melainkan kompetensi untuk memahami makna Alquran yang tepat,” katanya.

Zainut juga mengatakan Alquran bukan hanya dipertandingkan namun harus bisa dimaknai masing-masing peserta dan semua kaum muslim.

“Kembangkan Alquran di kaum muslim dan mengembangkan ekonomi budaya dan martabat,”katanya.

Dikatakannya, kesuksesan MTQ ditandai dengan dampak kolektif dengan pemahaman agama bagi kaum muslim.

“Suksesnya MTQ ada pada mental yang mewarnai tingkah laku masyarakat,” tambahnya.

Usai upacara penutupan MTQN XXVIII Sumbar, dua kafilah asal Sumut yakni Rizki Maulana (hafalan 20 juz) dan Taufik Hasibuan (seni kaligrafi dekorasi) yang berhasil menyabet peringkat pertama pada masing-masing cabang dan golongan menyatakan sangat bersyukur atas prestasi yang telah mereka raih.

“Alhamdulillah, perasaan saya pasti senang. Untuk ke depan saya akan berupaya meningkatkan prestasi. Dari awalnya mengikuti hapalan 10 juz, kini 20 juz dan next time harus 30 juz,” kata Rizky.

Begitu juga dengan Taufik Hasibuan mengaku dirinya senang dapat mengharumkan nama Sumut.

“Alhamdulillah bisa mengharumkan nama Sumut. MTQN yang akan datang Insya Allah saya akan mengikutinya, meski harus mengganti cabang lomba. Karena untuk lomba kaligrafi dekorasi ini setelah juara pertama tidak diperbolehkan lagi mengikuti cabang yang sama,” kata Taufik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *