PADANG-Dari PENAS XVI KTNA Padang, Sumatera Barat, Direktorat Pembiayaan, Ditjen PSP Kementan pacu penyaluran KUR untuk mempercepat roda pergerakan usaha tani.
Hal itu disampaikan Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Kementan Indah Megawati, Minggu (12/6/2023) saat Bincang Tipis-Tipis dengan Erman Tale Daulay dalam channel Tik-Tok di arena Penas XVI KTNA di Padang.
Indah Megawati menyampaikan bahwa arena Penas XVI ini adalah pesta petani yang digelar 3 tahun sekali dan kali ini Penas di Padang juga sebagai arena pameran teknologi alsintan. Kemarin Covid-19 kita belum bisa menggelar kegiatan seperti ini, dan kali ini digelar di Padang.
Penas KTNA ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, dan disini juga ada nelayan dan ada juga dari kehutanan. Tentunya Penas ini bukan hanya petani saja yang berkumpul, ada juga pengusahanya, ada juga stakeholdernya.
“Dengan bertemunya petani dari berbagai daerah di arena KTNA ini diharapkan dapat saling bertukar informasi terutama terkait pertanian. Salah satu hal yang penting di dalam bidang pertanian adalah bagaimana kita menghadapi musim kemarau panjang atau el Nino, kemudian pandemi Covid-19 yang mengakibatkan ekonomi petani terganggu,” kata Indah Megawati.
Solusi dari pemerintah, lanjutnya adalah bagaimana kita bisa saling bersinergi antara pemerintah, petani sebagai pelaku dan pengusaha yang akan menampung dan memasarkan produk-produk pertanian kita. Dan, ini semua sangat membutuhkan modal pembiayaan.
“Di arena Penas KTNA ini, Direktorat Pembiayaan hadir sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Prof. Syahrul Yasin Limpo, dimana beliau dengan semangatnya mengajak petani untuk mengambil modal pembiayaan yang murah, mudah dan fleksibel yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana kita di dalam Penas XVI ini kita sudah melakukan kerjasama dan memberikan pembiayaan selama 3 tahun,” paparnya.
Kemudian, di Penas XVI ini ada satu komitmen yang besar dimana Gubernur menargetkan pembiayaan minimal 100 Milyar, dan ada target untuk 500 bupati yaitu sebesar 50 Milyar. Ini semua merupakan satu solusi bagi petani di dalam kita memberikan permodalan bagi petani.
Selama 3 tahun kita kawal, kata Indah KUR itu dulunya diberikan hanya untuk personal (by name by address), dan bunganya cukup unik cuma 6 %. Dengan perjuangan Mentan, tahun ini KUR di sektor pertanian ditargetkan Rp 100 Triliun dan tahun kemarin Rp 90 Triliun dan tercapai Rp 113 Triliun dengan NPL hanya 0,85, dan sekarang target kita Rp 100 Triliun.
“Tapi sekarang ada perbedaannya, ini pak Menteri berjuang untuk supaya petani kita dapat akses KUR untuk budidaya, dengan KUR kecil Rp 500 juta, saat ini kita punya program untuk KUR bagi petani dan Permenko-nya sudah ada, Permentannya juga sudah ada, dimana semua melindungi petani untuk mengakses KUR ini dengan bunga hanya 3 % dan DP-nya hanya 10%,” tandasnya.
KUR yang ditawarkan itu ada paketnya, ada paket Rp 2 Miliar yang bisa dimanfaatkan petani dalam budidaya, pembelian alsintan seperti traktor roda dua, traktor roda empat, harvester, serta keperluan lainnya.
“Keuntungan dari pembelian alsintan ini, ke depannya bisa disewakan ke petani lainnya. Biaya sewa alsintan ini bisa dimanfaatkan untuk membayar cicilan. Jadi, petani itu sudah diberi kemudahan bekerjasama dengan perbankan terkait apa keperluannya,” tandasnya.
Agar bisnis petani ini bisa berjalan, lanjut Indah khususnya di pedesaan Kementan mengimbau luas lahannya minimal 200 hektar lah. Dengan luas lahan seperti ini, produksi bisa ditingkatkan dengan penggunaan alat-alat mesin pertanian dan proses pemupukan yang benar,” tegasnya.
Kesulitan petani dalam membeli pupuk, tambahnya dengan KUR ini petani bisa membeli pupuk untuk mengantisipasi kelangkaan pupuk dan pembayarannya dengan cara mencicil.
Direktur Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal (Dirjen) PSP Kementan Indah Megahwati berharap, KUR ini ke depannya dapat mengangkat harkat dan martabat petani menjadi lebih baik.
Indah berharap, dengan adanya KUR para petani akan lebih mudah untuk mendapatkan permodalan. Petani bisa lebih sejahtera dan mandiri.